Mendengar kata hujan jadi ingat utang deput yang belum
lunas, haha…
Tapi bukan utang duit tapi utang karena waktu wawancara dari Patria Education di sesi ke tiga, pikiran deput pecah. Why? Jadi gini ceritanya, (cia curhat ni ye) . Deput diberi pertanyaan untuk mendeskripsikan hujan oleh bang Doni (salah satu staff PE). Simpel kan pertanyaannya, Cuma karena bawaan hujan jadi pingin tidur, jadi pikiran agak kacau.(alasan, ngeles aja, bilang aja emang nda bisa) Enak aja nda bisa. Bisa jawab kok tapi jawabannya menyusul, nah jadi inilah yang mengakibatkan munculnya kata utang. Nah sekarang deput mau bayar utang, buat abang yang merasa dirinya saya beri janji-janji manis (wuek) kalau bakal dipublish jawabannya di madding kampus. Afwan bang, madding Farmasi penuh sesak . Kalaupun ada ruang kosong itu papan dibelakangnya madding, wkwk. So, dengan inisiatif yang tinggi (ea’) saya publish lewat blog saya tercinta saja ya…
Beruntunglah nama abang masuk dalam blog saya, haha…becanda…
Oke buat sahabat deput tercinta, yang rajin mengunjungi blog tercinta ini, izinkan saya share tentang hal yang berkaitan dengan utang saya yang di atas, tidak lain dan tidak bukan adalah tentang hujan. Insya Allah ni tulisan original dari saya, jika ada kemiripan dengan tulisan lain itu adalah hal yang tidak disengaja, kemungkinan besar kejadian ini berhubungan dengan ikatan batin yang kuat antar sesama blogger. Wuah panjang nian intronya, intinya saya buat tulisan ini dengan bahasa deput dan pikiran deput seutuhnya, semoga para pembaca terhibur, termotivasi, tergerak hatinya, terbuai, terpesona, hingga terhanyut di aliran sungai. Oke selamat membaca!!!
Tapi bukan utang duit tapi utang karena waktu wawancara dari Patria Education di sesi ke tiga, pikiran deput pecah. Why? Jadi gini ceritanya, (cia curhat ni ye) . Deput diberi pertanyaan untuk mendeskripsikan hujan oleh bang Doni (salah satu staff PE). Simpel kan pertanyaannya, Cuma karena bawaan hujan jadi pingin tidur, jadi pikiran agak kacau.(alasan, ngeles aja, bilang aja emang nda bisa) Enak aja nda bisa. Bisa jawab kok tapi jawabannya menyusul, nah jadi inilah yang mengakibatkan munculnya kata utang. Nah sekarang deput mau bayar utang, buat abang yang merasa dirinya saya beri janji-janji manis (wuek) kalau bakal dipublish jawabannya di madding kampus. Afwan bang, madding Farmasi penuh sesak . Kalaupun ada ruang kosong itu papan dibelakangnya madding, wkwk. So, dengan inisiatif yang tinggi (ea’) saya publish lewat blog saya tercinta saja ya…
Beruntunglah nama abang masuk dalam blog saya, haha…becanda…
Oke buat sahabat deput tercinta, yang rajin mengunjungi blog tercinta ini, izinkan saya share tentang hal yang berkaitan dengan utang saya yang di atas, tidak lain dan tidak bukan adalah tentang hujan. Insya Allah ni tulisan original dari saya, jika ada kemiripan dengan tulisan lain itu adalah hal yang tidak disengaja, kemungkinan besar kejadian ini berhubungan dengan ikatan batin yang kuat antar sesama blogger. Wuah panjang nian intronya, intinya saya buat tulisan ini dengan bahasa deput dan pikiran deput seutuhnya, semoga para pembaca terhibur, termotivasi, tergerak hatinya, terbuai, terpesona, hingga terhanyut di aliran sungai. Oke selamat membaca!!!
Hujan…
Pikiranku melayang, benakku bertanya kenapa juga aku harus menggambarkanmu
Pikiranku melayang, benakku bertanya kenapa juga aku harus menggambarkanmu
Yang bisa ku lihat dirimu hanya Atmosfer langit beralaskan
mendung yang kini tumpah menjadi bulir-bulir air, membuat genangan air di
tempatku berpijak, memainkan nada yang kadang riang kadang lirih di atap
genteng, dirimu juga membuat pandanganku terhalang oleh rintikanmu.
Ah..betapa sempitnya aku membayangkanmu, seolah-olah tidak
ada yang berarti dari darimu.
Tapi jika kututup mata ini dan kuresapi, aku bisa berkawan
denganmu.
Kenapa kusebut berkawan karena aku menghirup aroma udara yang kembali memutarkan memori otakku tentang masa laluku.
Kenapa kusebut berkawan karena aku menghirup aroma udara yang kembali memutarkan memori otakku tentang masa laluku.
Yah , nyaris kulupakan. Engkau sahabatku, engkau mimpiku,
Hujan….
Ada yang menganggapmu bencana, tapi bagiku engkau itu
anugrah
Ada yang mencacimu saat kau datang, tapi bagiku engkau adalah
pembangkit memoriku
Ada yang menganggapmu penghambat acara mereka, tapi bagiku
engkau teman yang setia menemaniku saat ku merenungi kesalahanku
Ada yang menggambarkanmu sebagai symbol kesedihan, tapi
bagiku engkau pencipta kerinduan
Engkau memberikan kesempatan padaku untuk menilaimu dari 2
sudutpandang yang berbeda.
Saat hewan yang memiliki bulu lebat dan bermata manja memilih
menghindarimu, tapi ada sekelompok hewan amphibi yang loncat kesana-kemari
dengan riangnya saat kau datang
Saat sepatu-sepatu bermerek merasa jijik menginjak genangan
yang kau ciptakan, tapi ada sebuah sandal jepit yang menunjukkan ketangguhannya
melewatimu tanpa khawatir akan rusak
Yah inilah sahabatku, inilah mimpiku..
Ada 2 fase yang menyebabkan aku berfikir demikian yaitu ….
Ada 2 fase yang menyebabkan aku berfikir demikian yaitu ….
engkaulah sahabatku sebagai pemutar memori masa laluku dan
engkaulah mimpiku yang melukiskan warna indah di atas kanfas dunia, yaitu
pelangi.
Aku harap akulah pelangi itu, yang merupakan bias cahayamu dan terlukis indah secara maya, namun nyata untuk dipandang.
Maafkan aku hujan karena aku sempat melupakanmu, kalau bukan aroma tanah basah yang kau ciptakan untuk kurasakan melalui indera penciumanku, aku bisa kehilangan moment indah bersamamu…
Terima kasih yang memberikan pertanyaan tentangmu, yang
mengingatkanku kembali arti, visi, dan misi dalam menjalani hidupku melaluimu…
Karya : Ade Putri
*Demikian coretan saya,, semoga bisa menginspirasi buat yang
baca,,”