Latest Moments

Beautiful day . . . . . .

Dalam Islam, Penamu bisa menjadi Pedang


Assalamu'alaikum ukhti...

Engkau wahai muslimah cantik yang dikaruniakan Allah sebagai makhluk yang lembut lagi perasa.

Kesungguhanmu dalam berdakwah membuatmu menjadi muslimah yang kuat lagi tangguh, namun tanpa engkau harus memegang pedang dalam berjihad. Lembut tanganmu bukan untuk bertarung, halusnya perasaanmu bukan untuk menghunus. Tapi tajamnya fikiranmu untuk dijadikan senjata, Hati yang tulus menjadi kekuatanmu.

Angkatlah penamu untuk menggoreskan tinta perjuanganmu,,, buatlah karya lewat tulisanmu. Ubah dunia dengan pemikiran dan kata-katamu....

Ingat surah ini ??

Buih itu akan hilang sebagai sesuatu yang tiada harganya, adapun yang memberikan manfaat kepada manusia, ia akan tetap tinggal dibumi…( Q.S, Ar-ra’d, 17). 

Begitulah saya memaknai setiap karya dan tulisan yang saya buat,

Bukankah Allah telah berfirman dalam Al-Quran, bahwa buih yang tidak memberikan manfaat di muka bumi ini akan hilang tidak ada harganya, namun buih itu akan tetap ada di muka bumi ini dan berjaya bila ia memberi manfaat.

Kemanfaatan ini diibaratkan puncak keimanan kita. Perumpamaan iman yang baik seperti layaknya sebuah pohin yang baik.

"Tidakkah kamu memperhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya kuat dan cabangnya menjulang ke langit, (pohon) itu menghasilkan buahnya pada setiap waktu dengan seizin Tuhannya. Dan Allah membuat perumpamaan itu untuk manusia agar mereka selalu ingat." (Q.S Ibrahim : 24-25)

Kemanfaatan bukan sekedar hanya memberi manfaatnya saja. Tapi , cara memberikan manfaat itulah yang manjadi inti dari kebermanfaatan kita untuk orang lain. Cara memberi manfaat pun harus dengan cara yang baik. Salah satunya melalui karya yaitu tulisanmu.

Ingat sekali lagi...

"Khoirunnas anfa' uhum linnas (sebaik-baiknya manusia di antaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain) " (HR. Bukhari Muslim)

Oh ya,,, semoga Allah memudahkan langkah saya untuk bisa kembali menulis dan menyelesaikan buku saya kembali. Dan semoga impian menjadi penulis bisa tercapai ^_^ aamiin...

Dress for Allah or Dress for Human ?

Wahai Muslimah yang dicintai Allah...

Ingatlah.. setiap wanita itu merindukan perhatian dan kasih sayang. Ketika ia diberikan pujian maka akan luluh hatinya...


Nah ini yang harus diperhatikan, Pujian sama dengan p-UJIAN . Yap, ujian yang harus kita pertanggung jawabkan di akhirat kelak. Apakah karena itu kemudian membuat kita tinggi hati atau malah justru takut dan semakin merunduk.


Ayo muslimah mana yang ketika dibilang " Subhanallah ukhti cantik sekali hari ini ^_^"
tidak senang, walaupun hanya terbersit dan sekilas di hati. Tapi pastinya senang, karena ada yang perhatian dengan penampilan kita saat itu. Tapi.... yang harus diingat..


Manusia hanya bisa memberi pujian, tapi hanya Allah-lah yang bisa ngasih pahala


pujian itu rasa senengnya ngga sampe 5 menit, tapi ridho Allah itu berbuah ketenangan hati yang awetnya bakal lamaaaaa, bekal sampai surga..
lho kan sunnah untuk mempercantik diri dan menyenangkan orang lain?
iya, makanya harus benar-benar kita yakinkan diri, tanyakan niat,
"benarkah ini karena sunnah atau cari pembenaran kalo kita pengen pamer?"
atau coba jujur "ehm, pengen diliat siapa?"
periksa niat, dan kalo sudah baik-dan-benar, tanya lagi: sudahkah ini memenuhi kriteria syar'i?
kadang dilemanya adalah standar tabarruj yang kadang suka berbentur budaya-adat kebiasaan..
inilah saatnya kita harus pandai-pandai menakar.. ya ngga mungkin juga kali kalo lagi pergi ke walimahan pake jilbab kaos, tas ransel plus sendal gunung.. itu sih malah jadi sumber perhatian -__-'


Prinsipnya
ketaqwaan adalah busana yang terbaik… karena Allah suka
ngga ada yang lebih oke dari itu..
ngga ada istilahnya "jibabin hati dulu baru jilbabin fisik"
err, jilbab dimana-mana di fisik yaa -__-' dan hati itu di-TAQWA-in bukan di-JILBAB-in..
ntar aja deh dandan habis-habisannya, buat yang udah halal aja.. itu baru maksimal dapet ridho Allah, insyaa'Allah..


oiya terakhir tentang niat,
kalau didefinisikan, niat adalah suatu yang membedakan antara ibadah dan kebiasaan..
ibadah berbuah pahala, kebiasaan ngga berbuah apa-apa..
jadi memang ketika berpakaian pun, akan lebih mulia jika pake kesadaran penuh: "aku sedang taat pada-Mu ya Allah"


perkara menjaga niat ini emang super sulit (Sufyan Ats-tsauri, ulama generasi tabi'in, aja bilang gitu, gimana kita) -- maka kita harus minta pertolongan Allah..
hmm, smoga kita dimudahkan ya, muslimah!





Pengaruh Pertambahan Penduduk terhadap Keseimbangan Lingkungan dan Kelestarian Alam


Mengingat tanggal 5 Juni adalah Hari Lingkungan Dunia, hari yang dicanangkan oleh Perserikatan Bangsa Bangsa pada tahun 1973 untuk meningkatkan kesadaran dunia akan pentingnya menjaga lingkungan kita. Maka pembahasan kita kali ini yaitu berhubungan dengan lingkungan, bagaimana kondisi kelestarian dan keseimbangan alam kita khususnya di Indonesia. Berkaitan dengan diadakannya lomba Blog Kependudukan di Indonesia yang diadakan oleh BKKBN (Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional), maka dalam artikel ini saya (penulis) akan membahas mengenai " Pengaruh Pertambahan Pendudukan terhadap Keseimbangan Lingkungan dan Kelestarian Alam"


Sobat . . . !, sudah tidak menjadi “RAHASIA” lagi.

Bahwa negeri kita ini kaya raya, kaya dengan sumber daya alam, tanahnya subur, tempat wisatanya yang luar biasa indah dan terkenal di dunia. Bahkan negara lain pun tak akan ada yang menyamai seperti Indonesia. Sampai ada yang berkata melempar batu jadi berlian, melempar kayu jadi tanaman, melempar duwit jadi makanan (emang tukang sulap apa . . . ). Tapi, FANTASTIC bukan?! Inilah negeri kita, negeri “Surganya Dunia”.


 Bukan lautan hanya kolam susu
Kail dan jala cukup menghidupmu.
Tiada badai tiada topan kau temui
Ikan dan udang menghampiri dirimu

Orang bilang tanah kita tanah surga
Tongkat kayu dan batu jadi tanaman.
Orang bilang tanah kita tanah surga
Tongkah kayu dan batu jadi tanaman
Cipt : Koes Plus

Kekayaan Indonesia
Lagu Kolam Susu karya Koes Plus ini mengingatkan akan satu hal, bahwa negeri kita sangat kaya. Sebatang kayu yang ditancapkan kedalam tanahpun tumbuh menjadi tanaman, inilah tanah kiriman surga, bandingkan dengan mereka yang tinggal di daerah bersalju, hanya beberapa tanaman yang bisa tumbuh. Airnya pun di ibaratkan dengan kolam susu, penuh dengan aneka macam ikan, diambil setiap hari oleh nelayan, tidak pernah habis, sumber makanan bisa dihasilkan sendiri dengan mudah, sumber energi minyak bumi dan batu bara banyak sekali tersimpan dibawah negeri ini, bahkan Indonesia sebenarnya mampu hidup tanpa campur tangan negeri lain, justru negeri lain sangat takut akan kemandirian Indonesia.



Mengutip kalimat Presiden Republik Indonesia pertama : Ir. Soekarno
" Aku tinggalkan Kekayaan alam Indonesia, biar semua negara besar dunia iri dengan Indonesia dan aku tinggalkan hingga bangsa Indonesia sendiri yang mengolahnya"



 Sobat, rasanya saya tidak bisa menghitung nikmat hidup disurganya dunia ini. Sobat mungkin bertanya, seberapa kayakah negeri kita ini? Cheek it out!

 Dari sumber yang ada, negeri kita ini ternyata masuk peringkat 6 terbesar di dunia untuk negara yang kaya akan sumber daya tambang. Negara kita mempunyai tambang emas yang masuk dalam peringkat enam di planet ini, ada juga sumber lain yang mengatakan peringkat tujuh dunia dan kualitas emasnya pun menjadi salah satu yang terbaik di planet ini. Dan masih banyak lagi kekayaan alam di Indonesia dan keindahan alamnya yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

 Sobat... Bumi kita sedang terancam. Umat manusia menghadapi tantangan yang sangat besar. Masa depan kita bersama penuh dengan harapan, namun juga penuh dengan pertanyaan. Pertanyaan besar ?

Kepadatan bangunan rumah penduduk
Butuh waktu puluhan ribu tahun bagi umat manusia untuk mencapai 1 miliar jiwa pada tahun sekitar 1800. Butuh waktu hanya 13 tahun bagi umat manusia untuk mencapai angka semiliar sejak 1999. Kabar menggembirakannya adalah bahwa penduduk dunia akan mencapai puncaknya dan stabil sekitar 9 miliar jiwa, mungkin pada tahun 2045. Namun BANYAK yang akan terjadi antara sekarang dan tahun  2050. Akan terjadi perubahan besar dalam bidang ekonomi, lingkungan, sosial –belum lagi perubahan politik dan keamanan.
 
Persoalannya adalah ekosistem alam dan kemampuan pertumbuhan kembali hayati kita sedang rusak parah sehingga membahayakan kemampuan bumi untuk mempertahankan kehidupan. Sumberdaya alam kita menipis, dan sebagian terjadi dengan cepat. Ekosistem alam terancam.  Air, tanah, dan udara semakin tercemar. Cadangan air anjlok. Erosi tanah mengarah menjadi padang tandus. Pemanasan global telah terjadi dan spesies-spesies lenyap lebih cepat daripada laju kepunahan mereka secara alami.
Persoalan kependudukan dan kerusakan lingkungan hidup adalah dua hal yang saling terkait antara satu dengan lainnya. Terjadinya kerusakan lingkungan dapat berdampak kepada kehidupan manusia secara makro. Oleh karena itu perlu adanya upaya kedepan secara bijak guna tetap mempertahan kelestarian dan kualitas lingkungan yaitu dengan mencegah adanya praktek bad governance dan menumbuhkan sikap good governance.

Sebelum membahas persoalan kependudukan dengan lingkungan, mari kita simak terlebih dahulu makna pembangunan. Pembangunan adalah suatu rangkaian usaha terencana yang dilakukan secara sadar oleh masyarakat dan pemerintah untuk mengubah keadaan yang kurang baik menjadi lebih baik. Dalam mencapai tujuan pembangunan tersebut, salah satu permasalahan yang pelik dan kompleks yang selalu dihadapi oleh negara maju maupun berkembang adalah masalah lingkungan hidup dan kependudukan.

Permasalahan kependudukan yang selalu dihadapi oleh negara maju maupun berkembang adalah masalah over populasi, angka kelahiran dan kematian bayi yang tinggi, urbanisasi, pengangguran, ketidakmerataan penyebaran penduduk yang semakin kompleks akan mengimbas kepada segmen terpenting dalam kehidupan manusia, yaitu kelestarian lingkungan hidup.

Pertumbuhan penduduk yang cepat meningkatkan permintaan terhadap sumber daya alam. Pada saat yang sama meningkatnya konsumsi yang disebabkan oleh membengkaknya jumlah penduduk yang pada akhirnya akan berpengaruh pada semakin berkurangnya produktifitas sumber daya alam. Kondisi sebagaimana digambarkan tersebut dapat diibaratkan seperti lilin, pertumbuhan penduduk yang cepat akan membakar lilin dari kedua ujungnya. Sehingga batang lilin itu akan cepat meleleh dan habis. Dampak kepadatan penduduk sebagai akibat laju pertumbuhan penduduk yang cepat terhadap kelestarian lingkungan adalah sebagai berikut:
  1.  Meningkatnya limbah rumah tangga sering disebut dengan limbah domestik
  2. Pertumbuhan penduduk yang terjadi bersamaan dengan pertumbuhan ekonomi dan teknologi yang melahirkan industri dan sistem transport modern. Industri dan transport menghasilkan berturut-turut limbah industri dan limbah transport.
  3. Akibat pertambahan penduduk juga mengakibatkan peningkatan kebutuhan pangan. Kenaikan kebutuhan pangan  dapat dipenuhi dengan intensifikasi lahan pertanian,  antara lain dengan mengunakan pupuk pestisida, yang notebene merupakan sumber pencemaran dan eksploitasi hutan untuk membuka lahan baru juga meningkat
  4. Makin besar jumlah penduduk, makin besar kebutuhan akan sumber daya. Dengan makin meningkatnya kebutuhan sumber daya itu, terjadilah penyusutan sumber daya.
Maka tidaklah berlebihan bahwa dampak kepadatan penduduk terhadap kualitas lingkungan sangatlah besar. Indonesia sebagai sebuah negara yang jumlah penduduknya sangat besar juga sedang menghadapi problematika besar tentang masalah kualitas lingkungan.
Penebangan liar akibat pembukaan lahan
Limbah sampah domestik dan industri
Banjir ulah manusia akibat kepadatan penduduk sehingga tidak adanya tanah serapan air

Dalam menghadapi semakin menurunnya kualitas lingkungan sebagai akibat pertumbuhan penduduk, maka sikap “good governance” yaitu adanya sikap bersama antara pemerintah dan masyarakat yang benar-benar peduli terhadap keseimbangan antara pertumbuhan penduduk berikut segala dimensinya dengan kelestarian lingkungan perlu digalakkan. mengubahgayahidup kita agar ramah iklim dan lingkungan, dan selaras dengan agenda pertumbuhan hijau kita. Mengurangi emisi. Mengurangi pemakaian. Berganti ke barang terbarukan. Melestarikan hutan. Menghemat energi. Menyebarkan teknologi. Melakukan tindakan secara global. Resep ini sudah kita kenal semua. Resep ini merupakan bagian dari hati nurani dunia. Resep ini didukung oleh pendapat umum. Namun sangat sering langkah penyelesaian ini terjebak dalam kepentingan pribadi yang sempit, politik yang picik, dan diplomasi yang kaku –atau gabungan dari semuanya.
Banyak program yang sudah digalakkan oleh pemerintah , namun dalam pelaksanaannya kurang efektif, seperti dalam Undang-Undang No 4 Tahun 1982 tentang Lingkungan Hidup, bahwa pemilik HPH dan HPHTI dalam melakukan penebangan hutan dengan cara tebang pilih, tetapi prakteknya justru mereka melakukan sistem tebang habis tanpa mengindahkan kelestarian hutan. Jangan kan untuk melakukan upaya reboisasi secara menyeluruh, melakukan penebangan secara tebang pilih saja tidak dilakukan. Dan anehnya pemerintah tetap menutup mata terhadap kondisi demikian. Sehingga mereka selalu berlindung di ketiak pemerintah untuk menghindari sorotan publik. Kepentingan yang hanya dinikmati oleh segelintir orang ini ternyata membawa bencana bagi seluruh masyarakat. Musibah banjir, asap tebal dibeberapa wilayah Kalimantan dan Sumatera merupakan salah satu bukti ketamakan para pemilik HPH dalam mengekploitasi hutan secara berlebihan.

Praktek “bad governance” tersebut seyogyanya tidak harus terjadi, hal ini mengingat bagaimanapun juga, lingkungan bagi kehidupan manusia adalah segala-galanya. Tanpa adanya dukungan dari lingkungan yang cukup, maka jangan harap ada kehidupan dimuka bumi ini. Karena itu upaya penyelarasan antara pertumbuhan penduduk yang diikuti oleh peningkatan pemenuhan kebutuhan dan meningkatnya ketergantungannya kepada sumber daya alam, dengan tetap memelihara kelestariannya adalah suatu yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Pemerintah harus mempelopori semangat cinta lingkungan dalam bentuk penegakan hukum dan aturan sebaik-baiknya, perencanaan pembangunan yang mempertimbangkan dampak lingkungan, maupun memberdayakan partisipasi masyarakat dalam pelestarian lingkungan.

Demikian juga dengan usaha penekanan laju pertumbuhan penduduk juga harus tetap dipertahankan, sehingga akan terjadi keseimbangan antara kuantitas kebutuhan dengan kualitas sumber daya alam. Tanpa kepeloporan pemerintah dalam menegakkan aturan pelestarian sumber daya alam, maka mustahil upaya menangani permasalahan kependudukan dan kerusakan lingkungan bisa terwujud.

  • Penanganan masalah lingkungan hidup dan kependudukan, harus dilakukan secara interdisiplinary atau multidisciplinary, yang akan melahirkan imaginasi, inovasi dan kreatifitas tinggi dalam menciptakan model-model, cara-cara dan kebijakan baru khususnya maupun didalam menentukan arah pembangunan secara makro pada umumnya.
  • Kebijakan dalam bidang alih teknologi, bukan saja mengarah kepada eksploitability, tetapi juga mengarah kepada apa yang bersifat peningkatan teknologi dengan menekankan konservasi, recycling dan renewability
  • Memecahkan permasalahan lingkungan hidup dan kependudukan adalah mengkaitkannya dengan perspektif kultural dan religius. Hal ini mengingat bahwa negara Indonesia mayoritas penduduknya adalah beragama yang terbingkai oleh berbagai macam kultur.
Saya percaya kita DAPAT mengubah dan memperbaiki permasalahan ini. Mewujudkan impian untuk menyeimbangkan dan menyelaraskan lingkungan khususnya di Indonesia. Namun untuk mencapai semua ini, SEKARANGLAH waktunya untuk memilih. . Dan SEKARANGLAH waktunya untuk Berbuat. 

Apa pilihan kita?

Keteguhan Ummu Syuraik, Wanita Mukminah yang Disebut dalam Al Quran

Nama aslinya adalah Ghaziyah bintu Jabir bin Hakim ad-Dausiyyah, atau lebih dikenal dengan gelar Ummu Syuraik. Ia adalah salah seorang wanita Quraisy yang berasal dari kabilah Ghathafan yang sangat disegani oleh bangsa arab kala itu. Ia adalah istri Abul Akr ad-Dausi.
Ketika cahaya iman mulai menerangi Makkah, dan sudah mulai terdengar pula kenabian baru oleh Ummu Syuraik, maka ia yang merasa tertarik dengan dakwah Rasulullah tersebut segera mencari tau dan terus mengikuti perkembangan yang ada. Tak lama, ia pun bergabung dalam bahtera iman bersama orang-orang terdahulu yang masuk Islam. Ia ikrarkan keislamannya di hadapan Rasulullah shallallaahu ‘alihi wasallam.
Tantangan Di Medan Perang
Wanita ini mempunyai andil besar dalam dakwah, terutama pada awal masa kemunculannya. Kecintaan dan keimanan yang membaja membuat Ummu Syuraik membaktikan hidupnya untuk mengibarkan panji-panji Islam. Keadaan dirinya yang hanya seorang perempuan tidak membuatnya terkungkung dan terhalang dalam dakwah, bahkan hal itu menjadi keuntungan baginya.
Dalam kesehariannya yang selalu bergaul, bertemu atau sengaja mengunjungi teman-teman wanitanya ke rumah mereka, diam-diam ia menyelipkan misi dakwahnya dengan halus. Ia mengajak wanita-wanita Quraisy untuk masuk Islam.
Ummu Syuraik menjalankan dakwahnya penuh semangat tanpa mengenal lelah, meski nanti akan mendapatkan resiko yang sangat besar, terutama dari pemuka-pemuka Quraisy yang sangat anti terhadap dakwah Islam. Namun, apapun yang dia hadapi, ia rela mempertaruhkan nyawa dan semua yang ia miliki demi dakwah dan kebenaran. Ancaman siksaan dan intimiasi terhadap keselamatan jiwa dan harta tak membuat Ummu Syuraik mundur dari medan dakwah. Baginya, iman bukanlah sekadar kalimat yang diucapkan lisan, tetapi pada hakikatnya iman memiliki konsekuensi, amanah yang mengandung kesabaran.
Demikianlah, hanya dalam beberapa bulan saja ia berdakwah, banyak sekali wanita Quraisy yang masuk Islam, sehingga dakwahnya itu tidak menjadi rahasia lagi di kalangan wanita. Ketika seorang laki-laki mendengar adik perempuannya telah masuk Islam, iapun memarahinya, sang adik menjawab, “Kenapa engkau memarahiku, tidakkah engkau tahu bahwa istimu juga telah masuk Islam?!”
Akhirnya gerakan Ummu Syuraik pun tercium oleh penduduk Makkah. Ia lalu ditangkap oleh kafir Quraisy. Lalu mereka berkata, “Kalaulah bukan karena kaummu, niscaya kami akan berbuat sesuka hati kepadamu atau langsung memenggal kepalamu. Akan tetapi kami akan menyerahkanmu kepada mereka.”
Ketika Ummu Syuraik ditangkap, suaminya tidak ada bersamanya. Suaminya yang bernama Abul Akr telah memeluk Islam sebelumnya dan ikut hijrah bersama Abu Hurairah dan beberapa orang dari suku Daus. Ia mengisahkan penangkapan yang dilakukan penduduk Makkah atas dirinya, “Maka datanglah keluarga Abu al-Akr, yakni keluarga suamiku, kepadaku. Kemudinn berkata, ‘Jangan-jangan engkau telah masuk ke dalam agama (Muhammad)?’ Aku menjawab, ‘Demi Allah, aku telah masuk agama Muhammad.’ Mereka berkata, ‘Demi Allah, kami akan menyiksamu dengan siksaan yang berat!’ Mereka pun membawaku pergi dari tempat tinggalku. Waktu itu kami berada di Dzil Khalashah -suatu tempat di Shan’a (ibukota Yaman). Mereka membawaku menuju suatu tempat.”
Bantuan Allah pun Datang
Ummu Syuraik melanjutkan, “Mereka menaikkanku ke atas unta yang kasar tanpa pelana, kemudian mereka meninggalkanku tiga hari tiga malam tanpa makan dan minum, dan ketika berhenti mereka menurunkanku dan meletakkanku di bawah terik matahari, sedang mereka pergi berteduh. Selama itu mereka menahanku dari makan dan minum. Suatu ketika, saat mereka menurunkanku di sebuah tempat di bawah terik matahari hingga pikiran, pendengaran dan pandanganku telah kabur seakan hampir pingsan, mereka berkata kepadaku, ‘Tinggalkan agamamu yang baru ini!’ Aku tidak mampu menangkap seluruh perkataan mereka, kecuali beberapa kata saja, dan aku hanya memberi isyarat dengan jariku ke langit sebagai ungkapan tauhid. Dan Demi Allah dalam keadaan yang demikian itu, tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang dingin di atas dadaku. Ketika kubuka mataku ternyata itu adalah sebuah ember yang berisi air. Aku pun meminumnya seteguk. Kemudian ember tersebut terangkat dan aku melihatnya menggantung antara langit dan bumi. Setelah itu ember tersebut menjulur kepadaku untuk kedua kalinya. Aku pun minum darinya kemudian terangkat lagi. Kemudian ember itu menjulur untuk ketiga kalinya. Aku pun minum darinya hingga kenyang dan aku guyurkan ke kepala, wajah serta bajuku.
Mereka terbangun dan melihatku seraya berkata, ‘Dari mana engkau mendapatkan air itu, apakah engkau mencuri air kami?!’ Aku menjawab, ‘Demi Allah, tidak! Sesungguhnya ceritanya begini…’ Kemudian dengan jujur aku ceritakan kisahnya kepada mereka. Mereka berkata, ‘Baik, kami akan melihat ember kami, akan kami buktikan kebenaran agamamu itu.’ Mereka segera pergi menengok ember mereka dan mereka dapatkan bahwa ember tersebut masih tertutup rapat dan belum terbuka. Mereka bertanya keheranan, ‘Dari mana engkau mendapat air itu?’ Aku menjawab, ‘Rezeki dari Allah yang telah diberikan-Nya padaku.’ Mereka berkata, ‘Kami bersaksi bahwa Rabbmu yang memberimu rezeki itu juga adalah Rabb kami dan Dia pula yang telah mensyariatkan Islam.’ Setelah itu mereka semua masuk Islam dan hijrah ke Madinah.”
Tidak hanya sekali itu Allah memberi keutamaan terhadap Ummu Syuraik. Kejadian yang hampir sama pernah dialaminya ketika ia hendak hijrah ke Madinah. Ketika itu ia hendak mencari seseorang yang mau menemaninya dalam perjalanan. Maka seorang Yahudi menawarkan diri untuk menemaninya. Ummu Syuraik setuju. Ia terpaksa melakukannya karena saat itu tidak mudah mendapatkan teman atau orang yang dapat menjadi teman dalam perjalanan ke Madinah. (Di dalam kitab al-Ishabah dijelaskan bahwa Yahudi tersebut pergi bersama istrinya). Kemudian ia memintanya menunggu sebentar untuk mengisi air, akan tetapi lelaki itu melarangnya dengan alasan dia telah membawa bekal air. Berangkatlah mereka menuju Madinah. Setelah sore, mereka beristirahat. Yahudi itu turun dan membentang sufrah (alas makan) dan ia makan, kemudian ia berkata kepada Ummu Syuraik, “Wahai Ummu Syuraik, mari makan..!” Ummu Syuraik menjawab, “Beri aku minum, karena aku sangat haus dan aku tidak bisa makan sebelum minum.” Yahudi itu berkata, “Aku tidak akan memberimu minum sampai engkau menjadi seorang Yahudi.” Ummu Syuraik menjawab, “(Kalau begitu) tidak. Terima kasih, engkau telah mengasingkanku dan melarangku membawa air.” Ia berkata, “Aku tidak akan memberimu setetes air pun sampai menjadi Yahudi.” Ummu Syuraik dengan keras menjawab, “Tidak! demi Allah, aku tidak akan menjadi Yahudi selamanya setelah Allah menunjukiku kepada Islam.” Lalu ia menaiki keledainya dan telungkup sambil memeluknya dan merebahkan kepalanya di leher keledai itu hingga tertidur. Ummu Syuraik mengatakan, “Aku terbangun ketika merasakan dinginnya ember yang ada di keningku. Aku angkat kepalaku, dan kulihat air yang sangat putih melebihi susu dan lebih manis dari madu. Aku meminumnya sampai hilang dahagaku, kemudian aku siram tempat minumku lalu mengisinya sampai penuh. Ember itu pun terangkat dariku sampai hilang di langit.” Pagi harinya, Yahudi itu heran melihat Ummu Syuraik dan tempat air minumnya yang basah. Ia bertanya, “Dari mana air ini? Dari langit?” Ummu Syuraik menjawab, “Ya demi Allah. Allah telah menurunkannya dari langit untukku.”
Menghibahkan Dirinya untuk Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam
Tak lama setelah hijrah ke Madinah, suaminya pun meninggal. Setelah beberapa lama menjadi janda, Ummu Syuraik menawarkan dirinya kepada Rasulullah untuk dinikahi.
Aisyah yang merasa cemburu berkata kepada Ummu Syuraik, “Tidakkah seorang wanita merasa malu menghibahkan dirinya (untuk dinikahi)?” Mendengar kalimat Aisyah, Ummu Syuraik menjawab, “Ya, sayalah orangnya.” Kemudian Allah menyatakannya sebagai wanita mukminah melalui firman-Nya dalam QS. Al-Ahzab ayat 50.
Ketika ayat ini turun, Aisyah berkata kepada Rasulullah, “Sesungguhnya Allah telah menanggapi keinginanmu dengan segera.” Ketika Nabi tidak menerima permintaannya, maka Ummu Syuraik tidak pernah menikah lagi sampai akhir hayatnya.
Semoga Allah meridhai dan mencurahkan rahmat-Nya kepada Ummu Syuraik, seorang wanita yang telah mengukir sebaik-baik contoh dalam berdakwah di jalan Allah. Keteguhan hatinya dalam memperjuangkan iman dan akidahnya saat menghadapi cobaan layak diteladani. Tidak pernah sedikit pun terlintas di hatinya untuk melepaskan akidahnya agar bisa menyelamatkan dirinya dari kebinasaan dan kematian. Dialah wanita yang karena keteguhan imannya dan kesabarannya menghadapi siksaan, dimuliakan Allah dengan memberikan petunjuk kepada kaumnya untuk memeluk Islam.
Hal itulah yang seharusnya menjadi orientasi setiap muslim dalam aktifitas jihadnya. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda:
…فوالله لأن يهدي الله بك رجلا واحدا خير لك من حمر النعم
“…Demi Allah, jika Allah memberi petunjuk kepada seseorang lantaran dirimu, maka hal itu lebih baik bagimu daripada onta merah.”
Wallahu a’lam bish shawab…
***
Ditulis ulang dari buku Shahabat Wanita Utama Rasulullah dan Keteladanan Mereka, penerbit IBS (Irsyad Baitus Salam) dan Majalah Al Mawaddah vol.62 hal. 47-48 (rubrik profil wanita sejati)
(muslimah.or.id/muslimahzone.com)