Latest Moments

Beautiful day . . . . . .

Pengaruh Pertambahan Penduduk terhadap Keseimbangan Lingkungan dan Kelestarian Alam


Mengingat tanggal 5 Juni adalah Hari Lingkungan Dunia, hari yang dicanangkan oleh Perserikatan Bangsa Bangsa pada tahun 1973 untuk meningkatkan kesadaran dunia akan pentingnya menjaga lingkungan kita. Maka pembahasan kita kali ini yaitu berhubungan dengan lingkungan, bagaimana kondisi kelestarian dan keseimbangan alam kita khususnya di Indonesia. Berkaitan dengan diadakannya lomba Blog Kependudukan di Indonesia yang diadakan oleh BKKBN (Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional), maka dalam artikel ini saya (penulis) akan membahas mengenai " Pengaruh Pertambahan Pendudukan terhadap Keseimbangan Lingkungan dan Kelestarian Alam"


Sobat . . . !, sudah tidak menjadi “RAHASIA” lagi.

Bahwa negeri kita ini kaya raya, kaya dengan sumber daya alam, tanahnya subur, tempat wisatanya yang luar biasa indah dan terkenal di dunia. Bahkan negara lain pun tak akan ada yang menyamai seperti Indonesia. Sampai ada yang berkata melempar batu jadi berlian, melempar kayu jadi tanaman, melempar duwit jadi makanan (emang tukang sulap apa . . . ). Tapi, FANTASTIC bukan?! Inilah negeri kita, negeri “Surganya Dunia”.


 Bukan lautan hanya kolam susu
Kail dan jala cukup menghidupmu.
Tiada badai tiada topan kau temui
Ikan dan udang menghampiri dirimu

Orang bilang tanah kita tanah surga
Tongkat kayu dan batu jadi tanaman.
Orang bilang tanah kita tanah surga
Tongkah kayu dan batu jadi tanaman
Cipt : Koes Plus

Kekayaan Indonesia
Lagu Kolam Susu karya Koes Plus ini mengingatkan akan satu hal, bahwa negeri kita sangat kaya. Sebatang kayu yang ditancapkan kedalam tanahpun tumbuh menjadi tanaman, inilah tanah kiriman surga, bandingkan dengan mereka yang tinggal di daerah bersalju, hanya beberapa tanaman yang bisa tumbuh. Airnya pun di ibaratkan dengan kolam susu, penuh dengan aneka macam ikan, diambil setiap hari oleh nelayan, tidak pernah habis, sumber makanan bisa dihasilkan sendiri dengan mudah, sumber energi minyak bumi dan batu bara banyak sekali tersimpan dibawah negeri ini, bahkan Indonesia sebenarnya mampu hidup tanpa campur tangan negeri lain, justru negeri lain sangat takut akan kemandirian Indonesia.



Mengutip kalimat Presiden Republik Indonesia pertama : Ir. Soekarno
" Aku tinggalkan Kekayaan alam Indonesia, biar semua negara besar dunia iri dengan Indonesia dan aku tinggalkan hingga bangsa Indonesia sendiri yang mengolahnya"



 Sobat, rasanya saya tidak bisa menghitung nikmat hidup disurganya dunia ini. Sobat mungkin bertanya, seberapa kayakah negeri kita ini? Cheek it out!

 Dari sumber yang ada, negeri kita ini ternyata masuk peringkat 6 terbesar di dunia untuk negara yang kaya akan sumber daya tambang. Negara kita mempunyai tambang emas yang masuk dalam peringkat enam di planet ini, ada juga sumber lain yang mengatakan peringkat tujuh dunia dan kualitas emasnya pun menjadi salah satu yang terbaik di planet ini. Dan masih banyak lagi kekayaan alam di Indonesia dan keindahan alamnya yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

 Sobat... Bumi kita sedang terancam. Umat manusia menghadapi tantangan yang sangat besar. Masa depan kita bersama penuh dengan harapan, namun juga penuh dengan pertanyaan. Pertanyaan besar ?

Kepadatan bangunan rumah penduduk
Butuh waktu puluhan ribu tahun bagi umat manusia untuk mencapai 1 miliar jiwa pada tahun sekitar 1800. Butuh waktu hanya 13 tahun bagi umat manusia untuk mencapai angka semiliar sejak 1999. Kabar menggembirakannya adalah bahwa penduduk dunia akan mencapai puncaknya dan stabil sekitar 9 miliar jiwa, mungkin pada tahun 2045. Namun BANYAK yang akan terjadi antara sekarang dan tahun  2050. Akan terjadi perubahan besar dalam bidang ekonomi, lingkungan, sosial –belum lagi perubahan politik dan keamanan.
 
Persoalannya adalah ekosistem alam dan kemampuan pertumbuhan kembali hayati kita sedang rusak parah sehingga membahayakan kemampuan bumi untuk mempertahankan kehidupan. Sumberdaya alam kita menipis, dan sebagian terjadi dengan cepat. Ekosistem alam terancam.  Air, tanah, dan udara semakin tercemar. Cadangan air anjlok. Erosi tanah mengarah menjadi padang tandus. Pemanasan global telah terjadi dan spesies-spesies lenyap lebih cepat daripada laju kepunahan mereka secara alami.
Persoalan kependudukan dan kerusakan lingkungan hidup adalah dua hal yang saling terkait antara satu dengan lainnya. Terjadinya kerusakan lingkungan dapat berdampak kepada kehidupan manusia secara makro. Oleh karena itu perlu adanya upaya kedepan secara bijak guna tetap mempertahan kelestarian dan kualitas lingkungan yaitu dengan mencegah adanya praktek bad governance dan menumbuhkan sikap good governance.

Sebelum membahas persoalan kependudukan dengan lingkungan, mari kita simak terlebih dahulu makna pembangunan. Pembangunan adalah suatu rangkaian usaha terencana yang dilakukan secara sadar oleh masyarakat dan pemerintah untuk mengubah keadaan yang kurang baik menjadi lebih baik. Dalam mencapai tujuan pembangunan tersebut, salah satu permasalahan yang pelik dan kompleks yang selalu dihadapi oleh negara maju maupun berkembang adalah masalah lingkungan hidup dan kependudukan.

Permasalahan kependudukan yang selalu dihadapi oleh negara maju maupun berkembang adalah masalah over populasi, angka kelahiran dan kematian bayi yang tinggi, urbanisasi, pengangguran, ketidakmerataan penyebaran penduduk yang semakin kompleks akan mengimbas kepada segmen terpenting dalam kehidupan manusia, yaitu kelestarian lingkungan hidup.

Pertumbuhan penduduk yang cepat meningkatkan permintaan terhadap sumber daya alam. Pada saat yang sama meningkatnya konsumsi yang disebabkan oleh membengkaknya jumlah penduduk yang pada akhirnya akan berpengaruh pada semakin berkurangnya produktifitas sumber daya alam. Kondisi sebagaimana digambarkan tersebut dapat diibaratkan seperti lilin, pertumbuhan penduduk yang cepat akan membakar lilin dari kedua ujungnya. Sehingga batang lilin itu akan cepat meleleh dan habis. Dampak kepadatan penduduk sebagai akibat laju pertumbuhan penduduk yang cepat terhadap kelestarian lingkungan adalah sebagai berikut:
  1.  Meningkatnya limbah rumah tangga sering disebut dengan limbah domestik
  2. Pertumbuhan penduduk yang terjadi bersamaan dengan pertumbuhan ekonomi dan teknologi yang melahirkan industri dan sistem transport modern. Industri dan transport menghasilkan berturut-turut limbah industri dan limbah transport.
  3. Akibat pertambahan penduduk juga mengakibatkan peningkatan kebutuhan pangan. Kenaikan kebutuhan pangan  dapat dipenuhi dengan intensifikasi lahan pertanian,  antara lain dengan mengunakan pupuk pestisida, yang notebene merupakan sumber pencemaran dan eksploitasi hutan untuk membuka lahan baru juga meningkat
  4. Makin besar jumlah penduduk, makin besar kebutuhan akan sumber daya. Dengan makin meningkatnya kebutuhan sumber daya itu, terjadilah penyusutan sumber daya.
Maka tidaklah berlebihan bahwa dampak kepadatan penduduk terhadap kualitas lingkungan sangatlah besar. Indonesia sebagai sebuah negara yang jumlah penduduknya sangat besar juga sedang menghadapi problematika besar tentang masalah kualitas lingkungan.
Penebangan liar akibat pembukaan lahan
Limbah sampah domestik dan industri
Banjir ulah manusia akibat kepadatan penduduk sehingga tidak adanya tanah serapan air

Dalam menghadapi semakin menurunnya kualitas lingkungan sebagai akibat pertumbuhan penduduk, maka sikap “good governance” yaitu adanya sikap bersama antara pemerintah dan masyarakat yang benar-benar peduli terhadap keseimbangan antara pertumbuhan penduduk berikut segala dimensinya dengan kelestarian lingkungan perlu digalakkan. mengubahgayahidup kita agar ramah iklim dan lingkungan, dan selaras dengan agenda pertumbuhan hijau kita. Mengurangi emisi. Mengurangi pemakaian. Berganti ke barang terbarukan. Melestarikan hutan. Menghemat energi. Menyebarkan teknologi. Melakukan tindakan secara global. Resep ini sudah kita kenal semua. Resep ini merupakan bagian dari hati nurani dunia. Resep ini didukung oleh pendapat umum. Namun sangat sering langkah penyelesaian ini terjebak dalam kepentingan pribadi yang sempit, politik yang picik, dan diplomasi yang kaku –atau gabungan dari semuanya.
Banyak program yang sudah digalakkan oleh pemerintah , namun dalam pelaksanaannya kurang efektif, seperti dalam Undang-Undang No 4 Tahun 1982 tentang Lingkungan Hidup, bahwa pemilik HPH dan HPHTI dalam melakukan penebangan hutan dengan cara tebang pilih, tetapi prakteknya justru mereka melakukan sistem tebang habis tanpa mengindahkan kelestarian hutan. Jangan kan untuk melakukan upaya reboisasi secara menyeluruh, melakukan penebangan secara tebang pilih saja tidak dilakukan. Dan anehnya pemerintah tetap menutup mata terhadap kondisi demikian. Sehingga mereka selalu berlindung di ketiak pemerintah untuk menghindari sorotan publik. Kepentingan yang hanya dinikmati oleh segelintir orang ini ternyata membawa bencana bagi seluruh masyarakat. Musibah banjir, asap tebal dibeberapa wilayah Kalimantan dan Sumatera merupakan salah satu bukti ketamakan para pemilik HPH dalam mengekploitasi hutan secara berlebihan.

Praktek “bad governance” tersebut seyogyanya tidak harus terjadi, hal ini mengingat bagaimanapun juga, lingkungan bagi kehidupan manusia adalah segala-galanya. Tanpa adanya dukungan dari lingkungan yang cukup, maka jangan harap ada kehidupan dimuka bumi ini. Karena itu upaya penyelarasan antara pertumbuhan penduduk yang diikuti oleh peningkatan pemenuhan kebutuhan dan meningkatnya ketergantungannya kepada sumber daya alam, dengan tetap memelihara kelestariannya adalah suatu yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Pemerintah harus mempelopori semangat cinta lingkungan dalam bentuk penegakan hukum dan aturan sebaik-baiknya, perencanaan pembangunan yang mempertimbangkan dampak lingkungan, maupun memberdayakan partisipasi masyarakat dalam pelestarian lingkungan.

Demikian juga dengan usaha penekanan laju pertumbuhan penduduk juga harus tetap dipertahankan, sehingga akan terjadi keseimbangan antara kuantitas kebutuhan dengan kualitas sumber daya alam. Tanpa kepeloporan pemerintah dalam menegakkan aturan pelestarian sumber daya alam, maka mustahil upaya menangani permasalahan kependudukan dan kerusakan lingkungan bisa terwujud.

  • Penanganan masalah lingkungan hidup dan kependudukan, harus dilakukan secara interdisiplinary atau multidisciplinary, yang akan melahirkan imaginasi, inovasi dan kreatifitas tinggi dalam menciptakan model-model, cara-cara dan kebijakan baru khususnya maupun didalam menentukan arah pembangunan secara makro pada umumnya.
  • Kebijakan dalam bidang alih teknologi, bukan saja mengarah kepada eksploitability, tetapi juga mengarah kepada apa yang bersifat peningkatan teknologi dengan menekankan konservasi, recycling dan renewability
  • Memecahkan permasalahan lingkungan hidup dan kependudukan adalah mengkaitkannya dengan perspektif kultural dan religius. Hal ini mengingat bahwa negara Indonesia mayoritas penduduknya adalah beragama yang terbingkai oleh berbagai macam kultur.
Saya percaya kita DAPAT mengubah dan memperbaiki permasalahan ini. Mewujudkan impian untuk menyeimbangkan dan menyelaraskan lingkungan khususnya di Indonesia. Namun untuk mencapai semua ini, SEKARANGLAH waktunya untuk memilih. . Dan SEKARANGLAH waktunya untuk Berbuat. 

Apa pilihan kita?